KONFLIK SOSIAL DALAM MASYARAKAT AKIBAT PERBEDAAN BUDAYA
OLEH
SYAKIRA
3143311035
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SYAKIRA
3143311035
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
Tujuan
makalah ini adalah untuk mengetahui apa sebenarnya yang menjadi timbulnya
konflik antar masyarakat. Perbedaan budaya, agama, ras akan pasti membuat
timbulnya konflik di dalam masyarakat. Masyarakat itu sendiri harus memahami
perbedaan-perbedaan antara masyarakat tersebut, dengan ia memahami dan mengerti
perbedaan tersebut maka sangat sulit akan terjadinya konflik-konflik antar
budaya di dalam masyarakat. Setiap budaya tersebut memiliki
bahasa yang berbeda sehingga keberagaman budayakomunikasi yang dilakukan oleh
masyarakat pesisir juga memiliki keragaman bahasa. Hubungankomunikasi
antar budaya mampu memberikan keuntungan dalam aktualiasasinya misalnyaterhadap
peningkatan pengetahuan dan cara pandang seseorang tentang dunia melalui
orang-orang baru dari budaya yang baru dijumpai.
Setiap
manusia tak pernah lepas dari yang namanya konflik. “konflik”
dalam kehidupan sosial berarti benturan kepentingan, keinginan, pendapat, dan
lain-lain yang paling tidak melibatkan dua pihak atau lebih. menurut Gillin dan Gilli,”Melihat konflik
sebagai bagian dari proses interaksi sosial manusia yang saling berlawanan.
Artinya, konflik adalah bagian dari proses sosial yang terjadi karena adanya
perbedaanperbedaan baik fisik, emosi, kebudayaan, dan perilaku, Atau dengan kata lain konflik adalah
salah satu proses interaksi sosial yang bersifat disosiatif.”
Dalam
negara kita ini begitu banyak perbedaan. Perbedaan suku, ras, budaya,
kepercayaan dan perbedaan berpendapat didalam masyarakat.
Keanekaragaman suku dan budaya
tentunya membawa dampak negatif.
Konflik dalam masyarakan dapat menimbulkan terjadinya kekerasan. Konflik itu sendiri
terjadinya karena perbedaan budaya. Nah bagaimana kita dalam menyikapi konflik
yang timbul akibat perbedaan budaya, suku dan ras tersebut. Dalam makalah ini
saya akan membahasnya dan juga metode-metode pemecahan masalah akibat konflik sosial budaya
tersebut.
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Tidak dapat dipungkiri bahwa perbedaan ras dan agama
memperlebar jurang permusuhan antar bangsa. Perbedaan suku dan ras ditambah
dengan perbedaan agama menjadi penyebab lebih kuat untuk menimbulkan perpecahan
antar kelompok dalam masyarakat.
Contoh di wilayah Indonesia, antara Suku Aceh dan Suku Batak
di Sumatera Utara. Suku Aceh yang beragama Islam dan Suku Batak yang beragama
Kristen; kedua suku itu hampir selalu hidup dalam ketegangan, bahkan dalam
konflik fisik (sering terjadi), yang merugikan ketentraman dan keamanan.
Budaya adalah suatu alat yang
berguna untuk memahami perilaku manusia di seluruh bumi, juga di negeri kita
sendiri. Pandangan mengenai konsep ini terutama berasal dari ilmu-ilmu perilaku
manusia (behavoiral science) sosiologi, psikologi dan antropologi. Ilmu sosial
tersebut mempelajari dan dan menjalaskan kepada kita bagaimana orang-orang
berperilaku, mengapa mereka berperilaku demikian dan apa hubungan antar perilaku
manusia dan lingkungan.
Pada dasarnya manusia menciptakan budaya atau lingkungan sosial mereka sebagai suatu adaptasi terhadap lingkungan fisik dan biologis mereka. Kebiasaan, praktik dan tradisi untuk terus hidup dan berkembang diwariskan oleh suatu generasi ke generasi lainnya dalam suatu masyarakat tertentu. Budaya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh setiap faset aktivitas manusia.
Individu sangat cenderung menerima dan mempercayai apa yang dikatakan oleh budaya mereka. Kita dipengaruhi oleh adat dan pengetahuan masyarakat dimana kita tinggal, terlepas dari bagaimana validitas objektif masukan dan penanaman budaya ini pada diri kita.
Pada dasarnya manusia menciptakan budaya atau lingkungan sosial mereka sebagai suatu adaptasi terhadap lingkungan fisik dan biologis mereka. Kebiasaan, praktik dan tradisi untuk terus hidup dan berkembang diwariskan oleh suatu generasi ke generasi lainnya dalam suatu masyarakat tertentu. Budaya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh setiap faset aktivitas manusia.
Individu sangat cenderung menerima dan mempercayai apa yang dikatakan oleh budaya mereka. Kita dipengaruhi oleh adat dan pengetahuan masyarakat dimana kita tinggal, terlepas dari bagaimana validitas objektif masukan dan penanaman budaya ini pada diri kita.
Di beberapa tempat
yang terjadi kerusuhan seperti: Situbondo, Tasikmalaya, dan Rengasdengklok,
massa yang mengamuk adalah penduduk setempat dari Suku Madura di Jawa Timur,
dan Suku Sunda di Jawa Barat. Sedangkan yang menjadi korban keganasan
massa adalah kelompok pendatang yang umumnya dari Suku non Jawa dan dari Suku
Tionghoa. Jadi, nampaknya perbedaan suku dan ras disertai perbedaan agama ikut
memicu terjadinya konflik.
Konflik
merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak akan lenyap dari sejarah.
Selama kita masih hidup tidak mungkin kita menghapus konflik dari dunia ini. Baik
konflik intrapersonal, interpersonal dan juga konflik antar kelompok merupakan
bagian konstitutif dari sejarah manusia. Berbagai macam hal seperti perbedaan
selera, perbedaan pendapat dapat mengakibatkan timbulnya konflik. Masalahnya
adalah, apabila konflik tersebut kemudia terus berlanjut hingga melahirkan
kekerasan.
Kekerasan
bagi masyarakat indonesia bukanlah sesuatu yang asing. Kekerasan merupakan
tindakan agresi dan pelanggaran (penyiksaan, pemukulan, pemerkosaan, dan
lain-lain) yang menyebabkan atau dimaksudkan untuk menyebabkan penderitaan atau
menyakiti orang lain, dan hingga batas tertentu tindakan menyakiti binatang
dapat dianggap sebagai kekerasan, tergantung pada situasi dan nilai-nilai
sosial yang terkait dengan kekejaman terhadap binatang. Istilah
“kekerasan” juga mengandung kecenderungan agresif untuk melakukan perilaku yang
merusak. Kerusakan harta benda biasanya dianggap masalah kecil dibandingkan
dengan kekerasan terhadap orang.
Kekerasan
pada dasarnya tergolong ke dalam dua bentuk kekerasan sembarang, yang mencakup
kekerasan dalam skala kecil atau yang tidak terencanakan, dan kekerasan yang
terkoordinir, yang dilakukan oleh kelompok-kelompok baik yang diberi hak maupun
tidak seperti yang terjadi dalam perang (yakni kekerasan antar-masyarakat) dan
terorisme.
Menurut Soerjono Soekanto, kekerasan
(violence) diartikan sebagai penggunaan kekuatan fisik secara paksa terhadap
orang atau benda. Sedangkan kekerasan sosial adalah kekerasan yang dilakukan
terhadap orang dan barang, oleh karena orang dan barang tersebut termasuk dalam
kategori sosial tertentu.
Kita tahu bahwa keberagaman budaya dapat menimbulkan konflik
dan kerusuhan sosial. Sebenarnya, telah banyak upaya yang dilakukan oleh
pemerintah kita dalam mengatasi masalah sosial akibat keberagaman budaya.
Ahli-ahli ilmu sosial juga telah memberikan teori-teori pemecahan masalah
akibat konflik sosial budaya. Namun pengaruh pemecahan masalah tersebut, tidak
langsung dirasakan hasilnya oleh masyarakat.
Adapun metode-metode pemecahan
masalah akibat konflik sosial budaya yang biasa digunakan, antara lain sebagai
berikut :
a.
Metode kompetisi (competition)
Metode kompetisi adalah pemecahan masalah dengan menggunakan
teknik persaingan. Metode ini menyajikan suatu arena persaingan menang-kalah
kepada pihak-pihak yang bertentangan. Apabila terjadi konflik dalam masyarakat,
biasanya pihak yang berkuasa akan memanfaatkan kekuasaan yang dimilikinya.
Misalnya, dengan memberikan alternatif siapa yang tidak setuju silahkan
mengundurkan diri.
b.
Metode menghindari (avoidance)
Metode menghindari adalah pemecahan masalah dengan cara
salah satu pihak yang berselisih menarik diri atau menghindari konflik. Dalam
metode ini biasanya pihak-pihak yang bertentangan mengambiil keputusan untuk
berpisah atau menghindar secara fisik. Misalnya, golongan elit politik yang
pernah berkuasa pada era Orde Baru menarik diri dan tidak ikut lagi dalam
kegiatan politik praktis pada pemerintahan era reformasi sekarang ini.
c.
Metode akomodasi (accommodation)
Metode akomodasi adalah cara pemecahan masalah dengan
menciptakan kondisi damai untuk sementara. Metode ini diterapkan apabila salah
satu pihak bersedia memenuhi tuntutan pihak lawan. Metode ini digunakan untuk
memelihara hubungan baik dengan harapan salah satu pihak mau mengalah sebagai
contoh, dalam menyelesaikan konflik antara suku bangsa Dayak dengan suku bangsa
Madura di Sambas, maka pemerintah kita memisahkan dua pihak yang bertikai
dengan menyediakan penampungan sementara bagi pengungsi dari suku Madura sampai
dicapai suatu kesepakatan damai.
d.
Metode kompromi (compromise)
Metode kompromi adalah pemecahan masalah dengan cara
melakukan perundingan damai. Metode ini tidak diarahkan untuk menentukan siapa
yang menang atau yang kalah, tetapi untuk mencari akar permasalahan, sehingga
dicapai suatu kesepakatan damai. Metode ini dapat memperkecil permusuhan yang
terpendam.
e.
Metode kolaborasi (collaboration)
Metode kolaborasi adalah pemecahan masalah dengan cara
memberikan keuntungan yang sama kepada pihak-pihak yang berselisih. Metode ini
merubah konflik menjadi kerja sama. Dalam hal ini pihak-pihak yang bertentangan
diajak bekerja sama untuk berkompromi.
f.
Metode pengurangan konflik
Selain ke lima metode tersebut,masih ada alternatif
pemecahan masalah yang dapat digunakan, yaitu metodepengurangan konflik.
Ada
dua cara yang dapat digunakan utuk mengurangi konflik, yaitu:
1.
Mengganti tujuan yang menimbulkan konflik dengan tujuan yang
dapat diterima oleh kedua pihak yang berselisih;
2.
Mempersatukan dua belah pihak yang bertentangan dengan
menimbulkan ancaman atau musuh dari luar.
B.
KAJIAN
TEORITIS
Beberapa pengertian konflik
menurut para ahli yakni sebagai berikut:
Menurut
Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan
sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya
keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau
lebih pihak secara berterusan.
Menurut Gibson, et al (1997:
437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung
dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen
organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja
sama satu sama lain.
Menurut Robbin (1996),
keberadaan konflik dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau
kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka
secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka
mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik
tersebut telah menjadi kenyataan.
Menurut minnery (1985),
konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu
sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan
tujuan.
C.
ANALISIS
TEORITIS
Menurut
pendapat saya mengenai pendapat para ahli diatas bahwa suatu konflik ada
warisan kehidupan sosial yang selalu terjadi dikehidupan masyarakat, yang
disebabkan oleh pertikaian-pertikaian yang terjadi di dalam masyarakat.
Menurut
pendapat saya mengenai pendapat para ahli diatas bahwa konflik sendiri terjadi
atau timbul akibat perbedaan pendapat antara individual atau kelompok-kelompok,
diatas menyatakan bahwa masyarakat sosial selain memiliki hubungan yang baik
antar sesama manusia juga pasti akan adanya terjadi konflik-konflik yang
berdasarkan perbedaan pendatan. Dapat
diartikan setiap masyarakat pasti memiliki konflik atau masalah-masalah.
Menurut
pendapat saya mengenai pendapat para ahli diatas bahwa konflik itu timbul atau
ada karena persepsi individual atau kelompok-kelompok itu sendiri. Misalnya,
ketika saya mempresepsikan itu sebuah konflik maka terjadilah konflik. Jika saya tidak menyadari adanya
konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak
ada.
Menurut
pendapat saya mengenai defenisi konflik sosial diatas bahwa suatu konflik itu
terjadi antara seseorang individu antar individu atau kelompok-kelompok yang
saling berbeda tujuan. Adanya perbedaan tujuan tersebut memicu terjadinya
konflik.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang
berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu
proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah
satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau
membuatnya tidak berdaya.
Konflik
dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu
interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri
fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.
Konflik adalah sesuatu yang wajar terjadi di
masyarakat, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu
sendiri. Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan
sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan
integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
B. SARAN
Kita harus bisa
menyatukan perbedaan kebudayaan kita serta menjaga perasaan, berusaha untuk
mengerti dan menghargai setiap kebudayaan agar konflik antar perbedaayan
kebudayaan didalam masyarakat tidak mudah terjadi di lingkungan hidup kita dan
berusahalah untuk menghindarinya. Selalu bertoleransi, saling menghormati satu sama lain dan
jangan jadikan perbedaan suatu masalah. Karena Indonesia adalah “Bhinnekka
Tunggal Ika” jadi walaupun berbeda tetap satu bangsa.
DAFTAR
PUSTAKA
Nasikun (1992). Sistem
sosial Indonesia. Jakarta : Rajawali
Internet:
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapussemangattt kak
BalasHapuskenalkan kak nama saya Sinta rahayu dari ISB Atma Luhur
Casino Tycoon - MapyRO
BalasHapusCasino Tycoon. 6,748 김포 출장안마 Reviews, 136880 Following, 681 Posts 서귀포 출장마사지 - See 영주 출장마사지 Instagram photos and videos from 나주 출장샵 Casino 상주 출장안마 Tycoon (@casino_tyro)